Lima tokoh muslimah inspiratif di dunia.
“Tidak ada yang bisa mencegahmu memutuskan menjadi luar biasa”, begitu kata Mark Sanborn.
Pernyataan tersebut kemudian menyadarkan kita bahwa perkara gender, privilege, usia, dan lain-lain bukanlah hal yang dapat mencegah seseorang mewujudkan impiannya.
Melalui para tokoh muslimah inspiratif ini, kita dapat memahami bahwa stereotip tentang perempuan yang melekat di masyarakat tidak lantas menjadi hambatan dalam merealisasikan apa yang kita harapkan.
Berikut lima tokoh muslimah inspiratif di dunia yang memiliki jasa dan pengaruh besar bagi banyak orang.
Nana Asma’u

Nana Asma’u memiliki dedikasi yang besar dalam bidang pendidikan. Ia merupakan putri Nigeria kelahiran tahun 1793 yang dikenal sebagai pionir pendidikan bagi perempuan di Afrika. Sementara orang Inggris mengenalnya sebagai ikon feminis awal.
Nana lahir dari keluarga berada yang sangat memperhatikan pendidikan. Ayahnya, Usman dan Fodio, merupakan ulama terkenal sekaligus pelopor berdirinya Dinasti Sokoto. Usman selalu memberikan pengetahuan dan pandangan positif terhadap putra-putrinya, menanamkan kepada mereka pentingnya belajar, serta mematahkan stereotip bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan.
Nana mengatur gerakan pendidikan bernama Yan Taru (1830). Organisasi tersebut berisi Jaji (sebutan bagi guru perempuan didikan Nana) yang dikirim ke kota maupun desa yang kurang mendapatkan perhatian dalam hal pendidikan. Gerakan ini terus beroperasi di Afrika Barat dan Amerika Utara.
Anousheh Anshari

Anousheh Anshari merupakan seorang perempuan muslim pertama yang pergi ke luar angkasa. Ia mendapatkan tugas untuk terbang bersama dua astronot lain dalam misi Soyuz TMA-9 pada tanggal 18 September 2006. Anousheh lahir di Iran pada tanggal 12 September 1966 sebelum bermigrasi ke Amerika Serikat di tahun 1984 untuk mendapat kehidupan yang lebih layak.
Sejak kecil, Anousheh telah memiliki impian untuk bisa pergi ke luar angkasa. Beliau adalah sosok perempuan intelektual yang gigih, pantang menyerah, menginspirasi, dan mampu memberikan contoh konkret kepada para perempuan di seluruh dunia khususnya di Timur Tengah–yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki–agar mereka senantiasa mewujudkan impiannya.
Fatima Al-Fihri

Fatima Al-Fihri merupakan perempuan tangguh yang memprakarsai pembangunan universitas pertama di dunia bernama Universitas Al-Qarawiyyin. Ia lahir di Tunisia pada tahun 800 M. Ia merupakan putri dari Abdullah Muhammad al-Fihri, seorang saudagar kaya raya yang hijrah ke Maroko pada saat Raja Idris II berkuasa. Ia bersama adiknya, Mariam al-Fihri mendirikan Universitas Al-Qarawiyyin pada tahun 859 Masehi di kota Fez, Maroko.
Sepeninggalan ayahnya, Fatima dan Mariam mewarisi harta yang sangat banyak. Mereka kemudian melakukan wakaf harta dan menginvestasikan sebagai besar kekayaannya untuk kepentingan umat kala itu.
Sebagai seseorang yang menyukai ilmu pengetahuan dan memiliki semangat dalam menyebarkan agama Islam, ia ingi membangun tempat ibadah kaum muslim sekaligus tempat sekolah. Maka akhirnya ia mendirikan Masjid sekaligus Universitas Al-Qarawiyyin.
Raziyya al-Din

Raziyya al-Din, yang terkenal dengan julukan Sultan Raziyya merupakan wanita pertama yang menjadi sultanah dalam menguasai takhta Kesultanan Delhi di India. Ia memimpin dari tahun 1236 sampai dengan tahun 1240.
Seperti yang kita ketahui, jarang sekali ada sosok perempuan yang memiliki kesempatan untuk menjadi seorang sultanah dalam suatu negara. Namun, ternyata Sultanah Raziyya menjadi muslimah pertama yang menduduki takhta sebagai pemimpin kerajaan. Raziyya begitu cakap memimpin kesultanannya, bahkan ia pernah berada di garis depan medan pertempuran.
Malala Yousafzai

Siapa yang tak mengenal Malala Yousafzai, seorang aktivis pendidikan dari Pakistan yang menerima Penghargaan Nobel Perdamaian (2014) saat usianya baru 17 tahun. Dengan begitu, Malala berhasil menjadi pemenang hadiah nobel termuda di dunia. Ia mendapatkan penghargaan tersebut karena keberanian dalam menyuarakan pendidikan bagi anak perempuan di Lembah Swat, karena saat itu kelompok Taliban melarang para gadis untuk bersekolah.
Hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan karena ancaman dan teror senantiasa mengiringi perjuangan Malala. Tercatat pada tanggal 9 Oktober 2012, seorang pria bersenjata dari Taliban menembak Malala saat dalam perjalanan pulang dari sekolah. Atas izin Allah Swt., Ia pun selamat dan kembali lantang menyuarakan hak perempuan atas pendidikan.
Selain itu, Malala aktif menulis buku sebagai wadah dalam menyuarakan pendapat dan gagasannya. Karya pertamanya adalah “I Am Malala”. Buku berjenis otobiografi tersebut ditulis oleh Malala bersama wartawan Inggris bernama Christina Lamb. Isi buku tersebut mengisahkan kehidupan Malala sebelum dan sesudah insiden penembakan pada tanggal 9 Oktober 2012. Salah satu kutipan dari buku tersebut berbunyi,
“Today we all know education is our basic right. Not just in the West; Islam too has given us this right. Islam says every girl and every boy should go to school. In the Quran it is written, God wants us to have knowledge. He wants us to know why the sky is blue and about oceans and stars.”
Sumber Referensi:
Anousheh Ansari Biografi, Penerbangan Luar Angkasa, & Fakta.
Aisyah, Nur Dewi. 2018. Awe-Inspiring Me. Jakarta: Penerbit Ikon.
Jenihansen, Ricky. 2021. Fatima Al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia.
Susanti, Eneng. 2019. Nana Asma’u, Muslimah yang Dikenal sebagai Intelektual dari Afrika Barat.
Yousafzai, Malala, dan Christina Lamb. 2014. I Am Malala. New York: Back Bay Books.
Baca Juga